Sabtu, 11 April 2015

Ayo Nikah II: Berkaca dari Maqalah Ke-13 Nashaihul Ibad

Assalamu'alaikum pembacaaaa.. ^_^
Sabtu sendu ya? Sendu buat yang belum nikah. Pasti lagi galau nih, ya kaaaan? Bingung ntar malem nyebutnya malem Minggu apa Sabtu malem, hehehe. :p

Oke deh, daripada galau, coba kita lihat maqalah ke-13 dari Kitab Nashaihul Ibad bab IV. Hitung-hitung sebagai persiapan buat menikah nanti, oke? Di situ ada empat hal yang dapat menerangi hati, yang ternyata menikah juga bisa menerangi hati, jika memenuhi empat hal ini. Apa aja? Let's check these out!

1. Perut yang lapar
Kenapa dengan perut lapar? Karena perut lapar dapat mendorong untuk bangun malam dan menimbulkan rasa takut kepada Allah. Perut lapar ini bukan hanya ibadah di siang hari (puasa) aja, tapi juga ibadah di malam hari (tahajjud, witir, intinya berduaan sama Allah lebih banyak daripada tidurnya). Kalau selalu semangat pedekate sama Allah kayak gini, hati pasti kebawa tenang mulu. Buktikan deh! Kalau udah deket sama Yang Maha Menikahkan, baru minta dinikahkan sama Dia. Sebutkan juga dalam doa itu bagaimana kriteria calon pasangan harapan kita, kapan pingin dinikahkannya, minta juga agar kita dipantaskan mendapatkan jodoh yang diridhoiNya, direstui orang tua, didukung calon mertua, dilancarkan pernikahannya, dibimbing rumah tangganya, pokoknya pingin apa kasih tau semuanya sama Allah. Semakin banyak yang diungkapkan, semakin lama pula waktu yang kita gunakan untuk kencan dengan Allah. Toh, gak ada ruginya kan kencan dengan Sang Penjodoh. ^_^

2. Berteman dengan orang shalih
Pernah membandingkan sensasi yang dirasakan saat dekat dengan preman dengan sensasi saat dekat dengan ulama? Gimana rasanya? Beda kan? Lebih tenang yang mana? Lebih adem yang mana? Kalau pembaca tanya pendapat yang nulis blog ini, jelas akan dijawab mending dekat dengan ulama daripada harus dekat dengan ahlul begal, hehehe. Kenapa? Karena dekat ulama lebih menenangkan hati. Kenapa ulama bisa menenangkan hati? Karena mereka termasuk orang yang shalih. Kesimpulannya, orang yang shalih bisa menenangkan hati, gitu ya. Apalagi kalau yang dimaksud shalih itu suami, beuh! Lebih tenang lagi tuh hatinya. Trust me, I work! :)

3. Memelihara dosa yang telah lampau
Maksudnya memelihara dosa yang telah lampau ini bukan melakukan dosa terus-terusan lo ya, melainkan menjaga agar dosa itu tidak dilakukan lagi dan selalu hidup dalam ingatan sehingga kita tidak perlu mengulanginya kembali. Kalau udah seperti itu, ingat dosa terus, tentunya dengan pikiran positif selalu ya, insya Allah hati bisa jadi lebih tenang, karena yang ada dalam hati dan pikiran adalah gimana caranya agar hidup bisa lebih bernilai, bisa lebih bermakna, bisa lebih berpahala, bisa lebih bermanfaat untuk siapa saja. ^_^

4. Tidak banyak khayalan
Nah, ini nih yang biasanya dilakukan anak muda yang bingung bedain mana cita-cita mana khayalan. Cita-cita itu ada untuk dicapai, diusahakan, diikhtiarkan, ada arah mau dikemanain hidup ini. Sementara khayalan, hanya berhenti sampai di angan-angan aja, gak ada langkah untuk mewujudkannya, semrawutan, gak ada tujuannya. Yang banyak cita-cita, banyak ikhtiar, pasti banyak pengalamannya. Tentunya juga lebih tenang hatinya, karena dia lebih terarah tujuannya. Tapi coba lirik yang banyak ngayalnya, beuh! Kayak orang gak kerawat tuh! Hehehe, becanda. Yang jelas, banyak mengkhayal gak akan bikin kita jadi lebih kaya, apalagi lebih dekat dengan jodohnya. Gak percaya? Lombain aja deh dua jenis orang di atas, pasti lebih cepet dapet jodoh yang punya cita-cita daripada yang suka ngayal. ^_^

Udah, intinya kalau hati tenang, insya Allah jodoh akan semakin dekat. Kalau jodoh udah dekat, berarti saatnya iming-iming, "Ayo, kapan nikah?"
Wassalaamu'alaikum! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar